tertohok atau tertantang. . .

Di suatu malam minggu, mau nge-gaol dan ajojing(bahasa apa lagii..) sekeluarga..Di tengah jalan yang sebenarnya ga macet-macet amat.macet lampu merah lah biasa..

“Di Jakarta ini terlalu banyak uang dibuang, jalan ditumpuk-tumpuk macet juga..”

-Papa-

Mulut langsung terkunci, hati tertohok..hahaha.di samping bangku pengemudi, saya cengengesan pura-pura tidak tahu dan menikmati Jakarta malam minggu, biar percakapan tidak berlanjut ke arah diskusi serius dan ikut bergabungnya kakak saya ke dalam kolam diskusi..

untung tidak terjadi diskusi malam itu, bisa jeduk2in kepala ke kaca mobil saking tertohoknya..hahaha leebbbaay..

 

tapi masih tersisa satu pertanyaan untuk saya mestikah saya hanya tertohok mendengar pernyataan papa saya? atau justru merasa tertantang?mmm..gimana ?

Leave a comment